InaDisc adalah test Psikologi online yang didasarkan atas teori DISC yang dikemukakan oleh seorang Psikolog dari Amerika Serikat Dr. William Moulton Marston pada awal 1920an. Dalam bukunya yag berjudul The Emotions of Normal People , dia membagi 4 tipe perilaku individu ketika berinteraksi dengan lingkungannya, yakni Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance. Namun William Marston tidak pernah menciptakan alat test untuk mengukur ke empat komponen tersebut. Alat test DISC pertama kali dikembangkan oleh para ahli untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara Amerika Serikat pada tahun-tahun menjelang perang dunia II. Saat ini test DISC sudah dikembangkan lebih jauh lagi oleh para ahli di berbagai negara dan banyak sekali dipergunakan dalam dunia usaha. Ada banyak variasi nama test DISC di dunia ini tergantung dari yang nama yang mengembangkannya
InaDisc merupakan pengembangan test DISC yang dilakukan di Indonesia sejak tahun 2005 oleh team Psikolog lulusan Universitas Indonesia. InaDisc ini awalnya dibuat dalam bentuk software komputer yang bernama PCAS ( Personal Characteristic Analysis System) dan saat ini sudah banyak dipergunakan oleh banyak Perusahaan di Indonesia untuk keperluan seleksi dan pengembangan karyawan. Sejalan dengan tuntutan tehnologi maka PCAS kemudian dikembangkan dalam bentuk online dengan nama InaDisc (Indonesia DISC).Isi pertanyaan dalam InaDisc agak berbeda dengan test DISC lainnya, namun InaDisc tetap menggunakan pola “M” (Most) untuk menggambarkan perilaku yang paling mendekati dan dan “L” (Least) untuk mrnggambarkan perilaku yang paling tidak mendekati. Melalui InaDiscini kita bisa melihat gambaran Kepribadian secara umum, Kekuatan dan Kelemahan diri, Profesi / Pekerjaan yang sesuai, Perilaku yang muncul dalam kondisi tertekan (stress) dan Bagaimana sebaiknya berhubungan dengan orang tersebut. Melalui InaDisc ini kita juga bisa membandingkan tingkat kemiripan dari tipe kepribadian kita dengan orang lain.
Pada awal 1920an, seorang psikolog dari Amerika Serikat, Dr. William Moulton Marston, mengembangkan teori untuk menjelaskan respon emosional seseorang. Pada masa itu, hanya digunakan terbatas pada orang-orang yang sakit secara mental atau perilaku kriminal. Baru pada tahun 1928, Marston mengembangkan teori untuk kepribadian orang-orang normal dan lahirlah DISC (Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance). Dan Marston juga menerbitkan sebuah buku berjudul The Emotions of Normal People. Dalam teori DISC tersebut membagi 4 tipe perilaku individu ketika berinteraksi dengan lingkungan yakni Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance. Ini merupakan suatu konstruksi yang cukup kompleks, dan tidak mudah digambarkan dengan satu kata saja, tetapi dapat dikelompokkan sebagai unsur Ketegasan (Assertiveness), Komunikasi (communication), Kesabaran (Patience) dan Struktur (Structure).
Tipe Dominance menginginkan adanya tantangan, menyukai keputusan yang cepat, Tidak takut untuk berkonflik, percaya diri dan memiliki visi yang besar untuk mengubah lingkungannya. Individu ini akan menjadi tipe yang menuntuk baik terhadap diri sendiri mau orang lain jika keadaan terdesak dan akan menjadi dominan dan kurang komunikatif dan kurang memiliki pendekatan emosional kepada lingkungannya.
Tipe Influence memiliki ciri suka berhubungan dengan orang, berkomunikasi dan bekerja dengan orang lain. Individu yang selalu antusias dan semangat, mudah percaya kepada orang lain dan sangat menghargai orang lain. Seringkali individu ini menjadi inspirasi untuk orang disekitarnya dan selalu nyaman ketika di dalam kelompok. Individu kelompok ini tidak menyukai penolakan dari lingkungan, terkadang ceroboh dan tidak rapi atau teliti.
Tipe Steadiness memiliki ciri sabar, tekun dan penuh perhatian. Pembawaan tenang dan pendiam, tidak mudah bosan terhadap pekerjaan rutin. Menyukai ketenangan, tidak menyukai konflik dan menyukai lingkungan tidak banyak perubahan. Namun individu kalau kelompok ini, selektif dalam memilih teman, tidak menyukai perubahan yang mendadak dan cenderung keras kepala jika sudah memiliki pendirian.
Tipe Compliance memiliki ciri yang menyukai hal yang berkaitan dengan detail, mengikuti prosedur dan tanggung jawab. Individu dalam kelompok ini penuh pertimbangan, kritis, menyukai kesempurnaan, memiliki standar pekerjaan yang tidak dan akan serius untuk mewujudkannya. Namun kelompok individu ini. Lambat dalam mengambil keputusan, kurang dapat menerima kritik dan kurang dapat menerima perubahan lingkungan.
Berdasarkan pengalaman, DISC merupakan salah satu tools atau alat yang cukup powerful untuk mengidentifikasi karakter kepribadian seseorang dalam waktu yang relatif singkat. DISC ini memberikan banyak keuntungan dalam penggunaannya, jika baterai test yang lengkap sering berisi banyak pertanyaan, dan membutuhkan waktu lama dalam melengkapinya, test DISC hanya berisi dua puluh empat pertanyaan, dan dapat diselesaikan dalam waktu hanya sepuluh menit atau bahkan kurang. Keuntungan lainnya ada pada interpretasinya; hasil DISC dapat dikerjakan dengan menggunakan software yang sudah banyak dikembangkan dan dapat dikerjakan dengan otomatisasi, dengan demikian waktu pelaporan yang dibutuhkan juga akan jauh lebih cepat.
Keterbatasan utama DISC adalah tidak dapat memberikan gambaran keterampilan (skills) dan tingkat pengetahuan (knowledge) seseorang. Contoh, alat ini dapat menyimpulkan bahwa seseorang akan sangat cocok secara perilaku dan temperamen untuk profesi tertentu, misal sebagai Akuntan, akan tetapi DISC tidak dapat menilai apakah orang itu memiliki keterampilan dan kepandaian yang cukup untuk menjalankan tugasnya sebagai Akuntan dengan baik.
Ahti Pumulu adalah seorang yang cukup ramah dan bersahabat yang senantiasa berusaha membantu dan menyenangkan perasaan orang lain. Senang bergabung dengan kelompok, namun Ahti Pumulu tidak tertarik untuk menjadi bagian penting dari kelompok tersebut dan memilih untuk berperan di luar kelompok yang memberikan saran dan masukan. Ahti Pumulu senantiasa melengkapi diri dengan informasi yang akurat, sehingga jika diminta masukan dapat melakukan dengan baik. Ahti Pumulu dapat menyerap dan menyampaikan informasi yang bersifat teknis dan detail, yang bagi sebagian orang dianggap membosankan dengan cukup baik. Ahti Pumulu seorang yang senang untuk mendapatkan segala hal berjalan dengan benar sesuai aturan. Ahti Pumulu juga senang dalam menyarankan bagaimana sesuatu itu seharusnya berjalan, namun jika ada penolakan Ahti Pumulu memilih untuk mengalah demi menghindari konflik. Ahti Pumulu seorang yang peka dalam menerima feedback baik yang positif atau negatif dan termotivasi oleh adanya pengakuan dan penerimaan dari pihak lain.
Kelebihan Ahti Pumulu:
Kekurangan Ahti Pumulu:
Profesi yang disarankan untuk Ahti Pumulu:
Bidang Pengajaran ( Guru, Dosen ), Bidang Pelatihan, Psikolog, Konselor, Teknisi, Juru Masak, Fotografer, Disainer, Arsitek, Pemandu Acara, Pemandu Wisata, Pemasaran Bidang Teknik, Resepsionit, Sekretaris, Fungsi pelayanan.
Bagaimana sebaiknya berkomunikasi dengan Ahti Pumulu :
Perilaku Ahti Pumulu yang muncul dalam kondisi tertekan :
Dalam kondisi tertekan Ahti Pumulu akan tampil sebagai seorang yang :
InaDisc adalah test Psikologi online yang didasarkan atas teori DISC yang dikemukakan oleh seorang Psikolog dari Amerika Serikat Dr. William Moulton Marston pada awal 1920an. Dalam bukunya yag berjudul The Emotions of Normal People , dia membagi 4 tipe perilaku individu ketika berinteraksi dengan lingkungannya, yakni Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance. Namun William Marston tidak pernah menciptakan alat test untuk mengukur ke empat komponen tersebut. Alat test DISC pertama kali dikembangkan oleh para ahli untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara Amerika Serikat pada tahun-tahun menjelang perang dunia II. Saat ini test DISC sudah dikembangkan lebih jauh lagi oleh para ahli di berbagai negara dan banyak sekali dipergunakan dalam dunia usaha. Ada banyak variasi nama test DISC di dunia ini tergantung dari yang nama yang mengembangkannya
InaDisc merupakan pengembangan test DISC yang dilakukan di Indonesia sejak tahun 2005 oleh team Psikolog lulusan Universitas Indonesia. InaDisc ini awalnya dibuat dalam bentuk software komputer yang bernama PCAS ( Personal Characteristic Analysis System) dan saat ini sudah banyak dipergunakan oleh banyak Perusahaan di Indonesia untuk keperluan seleksi dan pengembangan karyawan. Sejalan dengan tuntutan tehnologi maka PCAS kemudian dikembangkan dalam bentuk online dengan nama InaDisc (Indonesia DISC).Isi pertanyaan dalam InaDisc agak berbeda dengan test DISC lainnya, namun InaDisc tetap menggunakan pola “M” (Most) untuk menggambarkan perilaku yang paling mendekati dan dan “L” (Least) untuk mrnggambarkan perilaku yang paling tidak mendekati. Melalui InaDiscini kita bisa melihat gambaran Kepribadian secara umum, Kekuatan dan Kelemahan diri, Profesi / Pekerjaan yang sesuai, Perilaku yang muncul dalam kondisi tertekan (stress) dan Bagaimana sebaiknya berhubungan dengan orang tersebut. Melalui InaDisc ini kita juga bisa membandingkan tingkat kemiripan dari tipe kepribadian kita dengan orang lain.
Pada awal 1920an, seorang psikolog dari Amerika Serikat, Dr. William Moulton Marston, mengembangkan teori untuk menjelaskan respon emosional seseorang. Pada masa itu, hanya digunakan terbatas pada orang-orang yang sakit secara mental atau perilaku kriminal. Baru pada tahun 1928, Marston mengembangkan teori untuk kepribadian orang-orang normal dan lahirlah DISC (Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance). Dan Marston juga menerbitkan sebuah buku berjudul The Emotions of Normal People. Dalam teori DISC tersebut membagi 4 tipe perilaku individu ketika berinteraksi dengan lingkungan yakni Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance. Ini merupakan suatu konstruksi yang cukup kompleks, dan tidak mudah digambarkan dengan satu kata saja, tetapi dapat dikelompokkan sebagai unsur Ketegasan (Assertiveness), Komunikasi (communication), Kesabaran (Patience) dan Struktur (Structure).
Tipe Dominance menginginkan adanya tantangan, menyukai keputusan yang cepat, Tidak takut untuk berkonflik, percaya diri dan memiliki visi yang besar untuk mengubah lingkungannya. Individu ini akan menjadi tipe yang menuntuk baik terhadap diri sendiri mau orang lain jika keadaan terdesak dan akan menjadi dominan dan kurang komunikatif dan kurang memiliki pendekatan emosional kepada lingkungannya.
Tipe Influence memiliki ciri suka berhubungan dengan orang, berkomunikasi dan bekerja dengan orang lain. Individu yang selalu antusias dan semangat, mudah percaya kepada orang lain dan sangat menghargai orang lain. Seringkali individu ini menjadi inspirasi untuk orang disekitarnya dan selalu nyaman ketika di dalam kelompok. Individu kelompok ini tidak menyukai penolakan dari lingkungan, terkadang ceroboh dan tidak rapi atau teliti.
Tipe Steadiness memiliki ciri sabar, tekun dan penuh perhatian. Pembawaan tenang dan pendiam, tidak mudah bosan terhadap pekerjaan rutin. Menyukai ketenangan, tidak menyukai konflik dan menyukai lingkungan tidak banyak perubahan. Namun individu kalau kelompok ini, selektif dalam memilih teman, tidak menyukai perubahan yang mendadak dan cenderung keras kepala jika sudah memiliki pendirian.
Tipe Compliance memiliki ciri yang menyukai hal yang berkaitan dengan detail, mengikuti prosedur dan tanggung jawab. Individu dalam kelompok ini penuh pertimbangan, kritis, menyukai kesempurnaan, memiliki standar pekerjaan yang tidak dan akan serius untuk mewujudkannya. Namun kelompok individu ini. Lambat dalam mengambil keputusan, kurang dapat menerima kritik dan kurang dapat menerima perubahan lingkungan.
Berdasarkan pengalaman, DISC merupakan salah satu tools atau alat yang cukup powerful untuk mengidentifikasi karakter kepribadian seseorang dalam waktu yang relatif singkat. DISC ini memberikan banyak keuntungan dalam penggunaannya, jika baterai test yang lengkap sering berisi banyak pertanyaan, dan membutuhkan waktu lama dalam melengkapinya, test DISC hanya berisi dua puluh empat pertanyaan, dan dapat diselesaikan dalam waktu hanya sepuluh menit atau bahkan kurang. Keuntungan lainnya ada pada interpretasinya; hasil DISC dapat dikerjakan dengan menggunakan software yang sudah banyak dikembangkan dan dapat dikerjakan dengan otomatisasi, dengan demikian waktu pelaporan yang dibutuhkan juga akan jauh lebih cepat.
Keterbatasan utama DISC adalah tidak dapat memberikan gambaran keterampilan (skills) dan tingkat pengetahuan (knowledge) seseorang. Contoh, alat ini dapat menyimpulkan bahwa seseorang akan sangat cocok secara perilaku dan temperamen untuk profesi tertentu, misal sebagai Akuntan, akan tetapi DISC tidak dapat menilai apakah orang itu memiliki keterampilan dan kepandaian yang cukup untuk menjalankan tugasnya sebagai Akuntan dengan baik.